Benarkah ada upaya pengalihan Isu dan trik lainnya..Atau membuyarkan kasus penganan korupsi dan lainnya...Semua Insan Pers selalu kawal kebenaran jangan mudah ditekan,junjung tinggi kebebasan yang bertanggungjawab
=====================================================
Hal itu diungkapkan Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu, Arief Poyuono (04/11). “Bila polisi fokus pada masalah hate speech terkait foto-foto Jokowi, justru itu patut diduga sebagai upaya Polri yang sedang mengalihkan isu dalam hal pelaku pembakaran lahan dan hutan,” jelas Arief.
Kata Arief, selama Jokowi dan Anak Suku Dalam tidak pernah melaporkan terkait foto -yang katanya diedit dan disebar di media sosial- serta tidak menyebabkan konflik sosial, untuk apa Kapolri repot-repot mau menangkap para penyebar foto editan tersebut.
“Jauh lebih efisien dan berguna jika Polri bisa menangkap petinggi perusahaan perkebunan yang telah melakukan pembakaran hutan dan lahan,” papar Arief.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menegaskan bahwa Polri tidak tinggal diam melihat kegaduhan di media sosial. Apalagi yang menjurus ke arah fitnah dan menyebar kebencian. Salah satunya yang terbaru terkait kasus pemutarbalikan fakta di media sosial, mengenai pertemuan Jokowi dengan Suku Anak Dalam. “Ini bisa diusut,” jelas Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Senin (02/11).
Red
=====================================================
“SE Hate Speech, Upaya Polri Alihkan Isu Tindak Lanjut Pembakar Lahan dan Hutan?”
Foto Joko Widodo dan Suku Anak Dalam (liputan6)
intelijen – Polisi lebih baik fokus pada
penyelidikan dan pengungkapan para pelaku dan korporasi yang telah
melakukan pembakaran lahan dan hutan, sehingga menyebabkan bencana asap
yang berujung merugikan masyarakat dan negara hingga triliunan rupiah.Hal itu diungkapkan Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu, Arief Poyuono (04/11). “Bila polisi fokus pada masalah hate speech terkait foto-foto Jokowi, justru itu patut diduga sebagai upaya Polri yang sedang mengalihkan isu dalam hal pelaku pembakaran lahan dan hutan,” jelas Arief.
Kata Arief, selama Jokowi dan Anak Suku Dalam tidak pernah melaporkan terkait foto -yang katanya diedit dan disebar di media sosial- serta tidak menyebabkan konflik sosial, untuk apa Kapolri repot-repot mau menangkap para penyebar foto editan tersebut.
“Jauh lebih efisien dan berguna jika Polri bisa menangkap petinggi perusahaan perkebunan yang telah melakukan pembakaran hutan dan lahan,” papar Arief.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menegaskan bahwa Polri tidak tinggal diam melihat kegaduhan di media sosial. Apalagi yang menjurus ke arah fitnah dan menyebar kebencian. Salah satunya yang terbaru terkait kasus pemutarbalikan fakta di media sosial, mengenai pertemuan Jokowi dengan Suku Anak Dalam. “Ini bisa diusut,” jelas Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Senin (02/11).
Red
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !