Ternyata makin hari...Kinarja tegas ini dan itu..Pujian dan Cacian jadi satu..
Akhirnya selain itu tersimpan kisah kelam dan curang juga...
Waspada memilih Pemimpin...
==================================================link
Menurutnya, apa yang disampaikan Ahok belum teruji sejak kepemimpinannya di Belitung Timur pada waktu itu. Pasalnya banyak agenda-agenda perubahannya yang hanya belum teralisasi.
“Saya merasakan hal itu saat menjabat Bupati Beltim (Belitung Timur) periode 2006-2010 menggantikan Basuki Tjahja Purnama alias Ahok. Banyak janji yang dilontarkan Ahok ketika kampanye Pilbup 2005,” ujar Khairul dalam keterangan persnya, Sabtu (15/9/2012).
Dia menjelaskan, janji-janji yang pernah disuarakan oleh Ahok pada saat kampanye Pilbup Belitung Timur 2005 lalu belum ada yang dijalankan satupun hingga akhirnya Ahok memutuskan mundur dari jabatannya.
Beberapa janji tersebut antara lain adalah ingin menjadikan Beltim (Belitung Timur) sebagai Singapura kedua (pusat bisnis dan jasa), ingin membangun kawasan industri Air Kelik, ingin mendirikan pabrik kelereng (sebagai pemasok spare parts untuk alat semprot cat philox), dan ingin menjadikan Beltim sebagai Bali kedua (pusat wisata).
“Ternyata janji Ahok itu hanya omong kosong karena ditinggalkan setelah 15 bulan berkuasa. Kawasan industri Air Kelik tak mungkin dibangun karena terletak di Hutan Lindung. Saya yang harus melanjutkan pe-ernya, akibat Ahok berambisi menjadi Gubernur Bangka-Belitung,” ungkapnya.
Selama Khairul menjabat, pusat pemerintahan terpadu dibangun di Manggar, ibukota Beltim. Pelabuhan Manggar pun dituntaskan, tapi Khairul didakwa memalsukan surat keterangan tanah pelabuhan yang diperkarakan seorang pengusaha, dan kenal dekat Ahok.
“Padahal, rencana pembangungan telah ditetapkan sejak 2003, dan Bupati Ahok menegaskan untuk segera dituntaskan. Bahkan anggaran disetujui DPRD Beltim, karena merupakan program Kementerian Perhubungan era Hatta Rajasa. Saya yang melaksanakan pembangunan akhirnya dijegal perkara perdata (pemalsuan surat) untuk mencegah jadi Cabup periode 2010-2015,” tutur Kairul.
Karena Ahok mendukung adiknya, Basuri Tjahja Purnama untuk maju. Di situ Khairul menyaksikan, bahwa Ahok bukan seorang politisi yang ksatria dan sportif dalam berkompetisi.
Banyak lagi kesaksian lain yang diungkapkan Khairul yang merupakan pasangan Ahok dalam Pilbup 2005, misalnya soal penambangan di hutan lindung, peralihan lahan publik menjadi resor wisata, pengiriman alumni SMU Beltim ke STIKIP Surya yang belum disetujui DPRD karena menggunakan APBD, dan lain – lain.
Atas beberapa bukti tersebut dan dorongan batin, akhirnya Khairul memutuskan datang ke Jakarta untuk memberikan gambaran secara utuh kepada warga Jakarta untuk menghadapi Pilgub putaran kedua nanti.
“Saya termotivasi untuk berdialog terbuka dengan warga Jakarta yang akan memilih pemimpin dalam Pilkada, agar kepala daerah yang tampil nanti benar-benar bertangung-jawab,” jelas Khairul.
Akhirnya selain itu tersimpan kisah kelam dan curang juga...
Waspada memilih Pemimpin...
==================================================link
Kebohongan Ahok Dibongkar Mantan Bupati Belitung Timur
BataraNews.com – Mantan Bupati Belitung Timur, Khairul Effendi, angkat bicara terkait kinerja Basuki Tjahja Purnama (Ahok) yang pernah menjabat sebagai Bupati Belitung Timur.
Menurutnya, apa yang disampaikan Ahok belum teruji sejak kepemimpinannya di Belitung Timur pada waktu itu. Pasalnya banyak agenda-agenda perubahannya yang hanya belum teralisasi.
“Saya merasakan hal itu saat menjabat Bupati Beltim (Belitung Timur) periode 2006-2010 menggantikan Basuki Tjahja Purnama alias Ahok. Banyak janji yang dilontarkan Ahok ketika kampanye Pilbup 2005,” ujar Khairul dalam keterangan persnya, Sabtu (15/9/2012).
Dia menjelaskan, janji-janji yang pernah disuarakan oleh Ahok pada saat kampanye Pilbup Belitung Timur 2005 lalu belum ada yang dijalankan satupun hingga akhirnya Ahok memutuskan mundur dari jabatannya.
Beberapa janji tersebut antara lain adalah ingin menjadikan Beltim (Belitung Timur) sebagai Singapura kedua (pusat bisnis dan jasa), ingin membangun kawasan industri Air Kelik, ingin mendirikan pabrik kelereng (sebagai pemasok spare parts untuk alat semprot cat philox), dan ingin menjadikan Beltim sebagai Bali kedua (pusat wisata).
“Ternyata janji Ahok itu hanya omong kosong karena ditinggalkan setelah 15 bulan berkuasa. Kawasan industri Air Kelik tak mungkin dibangun karena terletak di Hutan Lindung. Saya yang harus melanjutkan pe-ernya, akibat Ahok berambisi menjadi Gubernur Bangka-Belitung,” ungkapnya.
Selama Khairul menjabat, pusat pemerintahan terpadu dibangun di Manggar, ibukota Beltim. Pelabuhan Manggar pun dituntaskan, tapi Khairul didakwa memalsukan surat keterangan tanah pelabuhan yang diperkarakan seorang pengusaha, dan kenal dekat Ahok.
“Padahal, rencana pembangungan telah ditetapkan sejak 2003, dan Bupati Ahok menegaskan untuk segera dituntaskan. Bahkan anggaran disetujui DPRD Beltim, karena merupakan program Kementerian Perhubungan era Hatta Rajasa. Saya yang melaksanakan pembangunan akhirnya dijegal perkara perdata (pemalsuan surat) untuk mencegah jadi Cabup periode 2010-2015,” tutur Kairul.
Karena Ahok mendukung adiknya, Basuri Tjahja Purnama untuk maju. Di situ Khairul menyaksikan, bahwa Ahok bukan seorang politisi yang ksatria dan sportif dalam berkompetisi.
Banyak lagi kesaksian lain yang diungkapkan Khairul yang merupakan pasangan Ahok dalam Pilbup 2005, misalnya soal penambangan di hutan lindung, peralihan lahan publik menjadi resor wisata, pengiriman alumni SMU Beltim ke STIKIP Surya yang belum disetujui DPRD karena menggunakan APBD, dan lain – lain.
Atas beberapa bukti tersebut dan dorongan batin, akhirnya Khairul memutuskan datang ke Jakarta untuk memberikan gambaran secara utuh kepada warga Jakarta untuk menghadapi Pilgub putaran kedua nanti.
“Saya termotivasi untuk berdialog terbuka dengan warga Jakarta yang akan memilih pemimpin dalam Pilkada, agar kepala daerah yang tampil nanti benar-benar bertangung-jawab,” jelas Khairul.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !