Tindakan kekerasanmemang harus dihindari,tapi kenapa FPI terkadang melakukan kekerasan apa alasannya...Disaat sebagian umat Islam sendiri mengecam dan mencela tindakan FPI ada umat Non Islam mendukungnya..kenapa dan mengapa FPI melakukkan hal itu...Cari tahu lebih dalam...
====================link
(Opini KOMPASIANA, 19 Februari 2012)
Siapa tak yang tak mengenal FPI? Tiga huruf itu adalah singkatan dari Front Pembela Islam. Ormas Islam yang sering dikait-kaitkan dengan ‘tradisi’ kekerasan. Pada dasarnya prinsip utama FPI adalah menegakkan Amar Maruf Nahi Mungkar [mengajak kebaikan dan memerangi kejahatan] tapi apa boleh buat, media sudah ‘berhasil’ mengekspos FPi dengan ‘budaya’ kekerasannya dan (kebanyakan) orang Indonesia sudah memberi nilai buruk terhadap FPI. Saya sebagai seorang Kristiani (penganut Katholik) sedikit miris ketika media memberitakan kekerasan-kekerasan yang dilakukan FPI. Dan saya pun sempat merasa tidak suka dengan keberadaan FPI di Indonesia. Mulai dari tragedi Monas, penutupan bar, demo anti miras, dll. Saya merasa bosan dengan kekerasan-kekerasan yang dilakukan FPI. Dan masyarakat pun seakan juga tak setuju jika FPI memakai ‘embel-embel’ Islam. Karena menurut mereka, Islam itu damai, mencintai perbedaan dan bukan kekerasan.
Damai itu Indah
Seiring berjalannya waktu, tak terdengar berita tentang FPI. Tiba-tiba Indonesia dikejutkan dengan berita ‘Penolakan FPI di Palangkaraya’. Sejenak saya tercengang. Seketika itu pula saya mulai penasaran dengan FPI. Mengapa FPI sampai ditolak di Palangkaraya?. Saya mencari info-info.
Hingga saya mulai merenung, mengapa masyarakat tidak berpikir ‘apa yang melatarbelakangi FPI untuk melakukan kekerasan’. Sejak itu saya menyimpulkan, bahwa pasti ada sebab yang membuat FPI beraksi. Contohnya, saat FPI melabrak belasan anggota PDIP bertemu dengan mantan anggota PKI di Blitar. Menurut saya, FPI telah berusaha menghilangkan keberadaan PKI sampai pada akar-akarnya. Dan itu saya setuju. Walaupun hanya bertemu ‘mantan’ anggota PKI, jika pertemuan itu terjadi berkala bisa memungkinkan PKI tumbuh kembali di Indonesia. Kemudian soal Demo Miras, itupun saya juga setuju. Pemerintah macam apa yang berani mencabut UU larangan Miras? itupun FPI masih disalahkan. Padahal jika langkah yang digagas pemerintah untuk mencabut UU larangan miras, mau jadi apa negeri ini? jadi negeri yang menghalalkan miras?. Itu saja dua contoh yang ‘me-miris-kan’. Tidakkah media memberitakan ketika anggota FPI membantu mengevakuasi 70.000 korban tsunami Aceh? Tidakkah media memberitakan ketika FPI mendirikan posko bencana gunung Merapi?, sungguh aneh.
Dan pencarian info tentang FPI terus saya lanjutkan. Saya singgah di sebuah forum di internet yang notabene menghujat dan menolak FPI. Tapi ada satu komentar yang menarik menurut saya untuk dibagikan kepada member Kompasiana. User itu bernama adiet87smg, dia menulis:
“hidup d jman skrg emang aneh. kbodohan udh ada dmana2, orang mau berbuat baek aja susah. jadi inget tuh pas jamanx nabi. nabi aja pas dakwah n ngajak manusia kpd kebaikan, mlh beliau dilempar pke kotoran. gile bgt kand? sama kyak skrg, ngajak orng brbuat baik eh malah dimusuhin, dikutuk, n disuruh bubar. bner2 jman edan kali yak!”
Saya jadi teringat ketika ada demo penolakan FPI di bundaran HI. Kebanyakan dari peserta demo adalah kamum gay, lesbian, tuna susila, dan semacamnya. Wajar jika mereka menolak FPI, karena memang status mereka bertentangan dengan agama. Dan kagetnya lagi, saya mendapat info bahwa penggerak demo Penolakan FPI adalah Ulil Abshar Abdalla, fungsionaris partai Demokrat yang sedang terjerat kasus korupsi dan disebut-sebut juga sebagai anggota JIL [Jaringan Islam liberal]. Wow. Pantas saja Ulil Abshar Abdalla menggerakkan massa untuk menolak keberadaan FPI, karena FPI telah mencatut namanya sebagai salah satu oknum yang bersembunyi di Partai yang kebanyakan anggotanya sedang terjerat kasus korupsi. Tentang berita penolakan FPI di Palangkaraya, itu juga disebut-sebut sebagai upaya Ulil Abshar Abdalla untuk ‘memusnahkan’ FPI dari dunia ini. Padahal warga Dayak sendiri yang meminta FPI berdiri di Kalteng.
Saya sebagai penganut Katholik, mendukung upaya FPI untuk memerangi kejahatan. Tetapi mungkin lebih indah jika diiringi dengan tindakan yang damai, tidak mudah tersulut emosinya dan kemudian mengadakan aksi-aksi yang dianggap meresahkan.
Tuhan selalu memberkati orang-orang yang memerangi kejahatan.
(Sumber: http://sosbud.kompasiana.com/2012/02/19/saya-seorang-kristiani-yang-mendukung-fpi/)
Komentar-komentar di Kompasiana:
Enjang Anwar Sanusi: sip mbak, media memang cenderung mengekspos yang negatifnya saja. sementara kebaikannya tidak pernah diekspos. harusnya berimbanglah.
Lia Christine: Terima kasih sudah bersedia membaca.
H M Saefullmillah Syam: mantap tulisan nya trims dah medukung fpi ,salam perdamaian.
Lia Christine: Terima kasih sudah bersedia membaca.
Farid Muadz Basakran: Sy juga dukung kegiatan siapa sj yg baik dan menolak yg jahat. Jd FPI yg naik kita terima. Gitu siip deh. Ini juga kita dukung http://m.kompasiana.com/post/sosbud/2012/02/19/dari-cleaner-menjadi-owner-dan-direktur-wawancara-singkat-di-bandara-changi/
Lia Christine: Terima kasih sudah bersedia membaca.
Hilman Dr.puradiredj: Dari mana bisa tahu bahwa yang demo di Bundaran HI itu terdiri dari Gay, Lesbian dan Tunasila ?
Indonesia punya aparat Polisi dan Kehakiman.Seharusnya Organisasi yang ingin memberantas kejahatan harus demo ke Polisi dan Kehakiman yang tidak berdaya melakukan tugasnya.
Aparat negara harus bertugas baik agar negara tidak kacau oleh yang ingin menghakimi sendiri.
Istri dan dua anak juga Katolik dengan didikan Agama yang dari mulai kecil ,yang memprotes Paus ( bersama ratusan ribu penduduk Jerman ) karena tidak mau mengakui ha hak Gay dan Lesbian.Mereka itu juga ciptaan Tuhan yang karena Genetik dan perubahan Endokrinnya berrsifat lain.
Lia Christine: ada di berita. di koran juga ada.
Gay, lesbian, dsb memang ciptaan Tuhan,
tapi, Tuhan yang manakah yg mengizinkan seseorang menjadi kaum tsb? di katholik itu dilarang, walaupun memang ada gereja USA yg membolehkan. Saya percaya jika Islam, Hindu, Budha juga tdk mengizinkan seseorang mencintai sesama jenis. karena Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan.
====================link
Pengakuan Jujur Seorang Kristiani tentang FPI
*
SAYA, SEORANG KRISTIANI YANG MENDUKUNG FPI
LIA CHRISTINE(Opini KOMPASIANA, 19 Februari 2012)
Siapa tak yang tak mengenal FPI? Tiga huruf itu adalah singkatan dari Front Pembela Islam. Ormas Islam yang sering dikait-kaitkan dengan ‘tradisi’ kekerasan. Pada dasarnya prinsip utama FPI adalah menegakkan Amar Maruf Nahi Mungkar [mengajak kebaikan dan memerangi kejahatan] tapi apa boleh buat, media sudah ‘berhasil’ mengekspos FPi dengan ‘budaya’ kekerasannya dan (kebanyakan) orang Indonesia sudah memberi nilai buruk terhadap FPI. Saya sebagai seorang Kristiani (penganut Katholik) sedikit miris ketika media memberitakan kekerasan-kekerasan yang dilakukan FPI. Dan saya pun sempat merasa tidak suka dengan keberadaan FPI di Indonesia. Mulai dari tragedi Monas, penutupan bar, demo anti miras, dll. Saya merasa bosan dengan kekerasan-kekerasan yang dilakukan FPI. Dan masyarakat pun seakan juga tak setuju jika FPI memakai ‘embel-embel’ Islam. Karena menurut mereka, Islam itu damai, mencintai perbedaan dan bukan kekerasan.
Damai itu Indah
Seiring berjalannya waktu, tak terdengar berita tentang FPI. Tiba-tiba Indonesia dikejutkan dengan berita ‘Penolakan FPI di Palangkaraya’. Sejenak saya tercengang. Seketika itu pula saya mulai penasaran dengan FPI. Mengapa FPI sampai ditolak di Palangkaraya?. Saya mencari info-info.
Hingga saya mulai merenung, mengapa masyarakat tidak berpikir ‘apa yang melatarbelakangi FPI untuk melakukan kekerasan’. Sejak itu saya menyimpulkan, bahwa pasti ada sebab yang membuat FPI beraksi. Contohnya, saat FPI melabrak belasan anggota PDIP bertemu dengan mantan anggota PKI di Blitar. Menurut saya, FPI telah berusaha menghilangkan keberadaan PKI sampai pada akar-akarnya. Dan itu saya setuju. Walaupun hanya bertemu ‘mantan’ anggota PKI, jika pertemuan itu terjadi berkala bisa memungkinkan PKI tumbuh kembali di Indonesia. Kemudian soal Demo Miras, itupun saya juga setuju. Pemerintah macam apa yang berani mencabut UU larangan Miras? itupun FPI masih disalahkan. Padahal jika langkah yang digagas pemerintah untuk mencabut UU larangan miras, mau jadi apa negeri ini? jadi negeri yang menghalalkan miras?. Itu saja dua contoh yang ‘me-miris-kan’. Tidakkah media memberitakan ketika anggota FPI membantu mengevakuasi 70.000 korban tsunami Aceh? Tidakkah media memberitakan ketika FPI mendirikan posko bencana gunung Merapi?, sungguh aneh.
Dan pencarian info tentang FPI terus saya lanjutkan. Saya singgah di sebuah forum di internet yang notabene menghujat dan menolak FPI. Tapi ada satu komentar yang menarik menurut saya untuk dibagikan kepada member Kompasiana. User itu bernama adiet87smg, dia menulis:
“hidup d jman skrg emang aneh. kbodohan udh ada dmana2, orang mau berbuat baek aja susah. jadi inget tuh pas jamanx nabi. nabi aja pas dakwah n ngajak manusia kpd kebaikan, mlh beliau dilempar pke kotoran. gile bgt kand? sama kyak skrg, ngajak orng brbuat baik eh malah dimusuhin, dikutuk, n disuruh bubar. bner2 jman edan kali yak!”
Saya jadi teringat ketika ada demo penolakan FPI di bundaran HI. Kebanyakan dari peserta demo adalah kamum gay, lesbian, tuna susila, dan semacamnya. Wajar jika mereka menolak FPI, karena memang status mereka bertentangan dengan agama. Dan kagetnya lagi, saya mendapat info bahwa penggerak demo Penolakan FPI adalah Ulil Abshar Abdalla, fungsionaris partai Demokrat yang sedang terjerat kasus korupsi dan disebut-sebut juga sebagai anggota JIL [Jaringan Islam liberal]. Wow. Pantas saja Ulil Abshar Abdalla menggerakkan massa untuk menolak keberadaan FPI, karena FPI telah mencatut namanya sebagai salah satu oknum yang bersembunyi di Partai yang kebanyakan anggotanya sedang terjerat kasus korupsi. Tentang berita penolakan FPI di Palangkaraya, itu juga disebut-sebut sebagai upaya Ulil Abshar Abdalla untuk ‘memusnahkan’ FPI dari dunia ini. Padahal warga Dayak sendiri yang meminta FPI berdiri di Kalteng.
Saya sebagai penganut Katholik, mendukung upaya FPI untuk memerangi kejahatan. Tetapi mungkin lebih indah jika diiringi dengan tindakan yang damai, tidak mudah tersulut emosinya dan kemudian mengadakan aksi-aksi yang dianggap meresahkan.
Tuhan selalu memberkati orang-orang yang memerangi kejahatan.
(Sumber: http://sosbud.kompasiana.com/2012/02/19/saya-seorang-kristiani-yang-mendukung-fpi/)
Komentar-komentar di Kompasiana:
Enjang Anwar Sanusi: sip mbak, media memang cenderung mengekspos yang negatifnya saja. sementara kebaikannya tidak pernah diekspos. harusnya berimbanglah.
Lia Christine: Terima kasih sudah bersedia membaca.
H M Saefullmillah Syam: mantap tulisan nya trims dah medukung fpi ,salam perdamaian.
Lia Christine: Terima kasih sudah bersedia membaca.
Farid Muadz Basakran: Sy juga dukung kegiatan siapa sj yg baik dan menolak yg jahat. Jd FPI yg naik kita terima. Gitu siip deh. Ini juga kita dukung http://m.kompasiana.com/post/sosbud/2012/02/19/dari-cleaner-menjadi-owner-dan-direktur-wawancara-singkat-di-bandara-changi/
Lia Christine: Terima kasih sudah bersedia membaca.
Hilman Dr.puradiredj: Dari mana bisa tahu bahwa yang demo di Bundaran HI itu terdiri dari Gay, Lesbian dan Tunasila ?
Indonesia punya aparat Polisi dan Kehakiman.Seharusnya Organisasi yang ingin memberantas kejahatan harus demo ke Polisi dan Kehakiman yang tidak berdaya melakukan tugasnya.
Aparat negara harus bertugas baik agar negara tidak kacau oleh yang ingin menghakimi sendiri.
Istri dan dua anak juga Katolik dengan didikan Agama yang dari mulai kecil ,yang memprotes Paus ( bersama ratusan ribu penduduk Jerman ) karena tidak mau mengakui ha hak Gay dan Lesbian.Mereka itu juga ciptaan Tuhan yang karena Genetik dan perubahan Endokrinnya berrsifat lain.
Lia Christine: ada di berita. di koran juga ada.
Gay, lesbian, dsb memang ciptaan Tuhan,
tapi, Tuhan yang manakah yg mengizinkan seseorang menjadi kaum tsb? di katholik itu dilarang, walaupun memang ada gereja USA yg membolehkan. Saya percaya jika Islam, Hindu, Budha juga tdk mengizinkan seseorang mencintai sesama jenis. karena Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !