SUKARNO : Temukan Makam Imam al-Bukhori, Atau Saya Tidak Akan Datang Ke Moskow...
Abu
Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah
al-Ju'fi al-Bukhari atau lebih dikenal Imam Bukhari, adalah ulama'
perawi hadits yang memiliko tingkatan yang tertinggi,maka sering sekali
beliau mendapat gelar Imamnya para imam ahli hadits, atau juga sering
disebut Amirul Mu'minin Fil Hadits.
Jaman sekarang kita semua
pasti tau dimana makam dari Imam al-Bukhari, tapi coba tanyakan orang
yang hidup sebelum tahun 1960, dimanakah makam Imam al-Bukhari berada.
Hampir dapat dipastikanjarang ada orang yang mengetahui keberadaannya.
Tapi hal tersebut berubah setelah presiden Sukarno menekan Uni Soviet
untuk menemukannya. Kok bisa?
Bagaimana ceritanya? KISAH INI
diceritakan oleh Tim Ekspedisi Fastron Indonesia waktu singgah di Kota
Samarkand (Uzbekistan) sekitar tahun 2011.[Talk show Kick Andy, edisi
jumat,
10 februari 2012]



*
"Ceritanya Tim Ekspedisi
Fastron Indonesia mengunjungi Samarkand. Memang di kota ini tidak ada
yang bercitra atau memiliki nama jalan atau tempat yang bernuansa
Indonesia, tapi bukan berarti Indonesia tidak dikenal disini.
Justru Indonesia begitu dikenal dan dihormati di Samarkand."Tim
Ekspedisi Fastron Indonesia berniat untuk mengunjungi sebuah masjid yang
di dalamnya terdapat makam Imam Besar Bukhari. Namun ketika mereka
datang, waktu telah menunjukkan pukul setengah delapan malam waktu
setempat, dan masjid telah gelap.
Namun mereka telah terlanjur
disambut oleh pengurus masjid tersebut dan mempersilahkan mereka masuk.
Lampu-lampu masjid pun dinyalakan kembali. Tim Ekspedisi begitu terpukau
dengan interior masjid yang begitu megah. Namun masih tersiratkan dalam
hati mereka, mengapa pengurus masjid itu begitu berkenan mempersilahkan
orang-orang Indonesia ini untuk masuk masjid untuk berziarah, padahal
waktu telah gelap, dan lampu-lampu masjid telah dimatikan.
Setelah itu, Tim Ekspedisi Indonesia ini kemudian dipersilahkan menuju
ruang bawah tanah untuk menziarahi makam Imam Bukhari Rahimahullah.
Ziarah pun berlangsung. Setelah itu, mereka berbincang dengan pengurus
masjid tersebut, dan menanyakan hal yang tadi menjadi pertanyaan mereka.
Mendengar jawaban dan penjabaran si pengurus masjid, Tim Ekspedisi
Indonesia ini sangat kaget. Ternyata, si pengurus masjid dan kebanyakan
umat Muslim di Uzbekistan sangat hormat kepada orang-orang Indonesia.
Dalam situs lain, seorang teman menceritakan betapa ramah orang-orang
Muslim di Uzbekistan pada orang-orang Indonesia. Makam Imam Bukhori
selalu ditutup untuk umum, namun bila ada orang Indonesia datang untuk
berziarah, dengan senang hati mereka akan mempersilahkannya untuk masuk
ke ruangan tempat makam Imam Bukhari berada. Dan ini ada sebab
historisnya.
TERNYATA, masjid yang saat ini mereka kunjungi,
dibangun adalah berkat saran dan permintaan Presiden Soekarno kepada
Nikita Khrushchev, penguasa tertinggi Uni Soviet kala itu, yakni tahun
1961. Dan memang saat itu Uzbekistan masih masuk dalam wilayah negara
Uni Soviet. Bukan hanya itu yang
membuat masyarakat Muslim
Uzbekistan begitu hormat pada orang-orang Indonesia, hal yang paling
dikenang adalah ternyata Presiden Bung Karno-lah yang telah
menyelamatkan keberadaan makam Imam Besar Bukhari.
Kisahnya
seperti ini, pada tahun 1961 pemimpin partai Komunis Uni Soviet
sekaligus penguasa tertinggi Uni Soviet, yang tadi kami sebutkan di atas
yakni Nikita Sergeyevich Khrushchev mengundang Bung Karno untuk datang
ke Moskow. Sepertinya Khrushchev ingin menunjukkan pada Amerika bahwa
Indonesia berdiri di belakang Uni Soviet. Karena bukan orang lugu, Bung
Karno tidak mau begitu saja datang ke Moskow. Bung Karno tahu kalau
Indonesia terjebak, yang paling rugi dan menderita adalah rakyat
Indonesia. Bung Karno tidak mau membawa Indonesia pada situasi yang
tidak menguntungkan.
Bung Karno juga tidak mau Indonesia
dipermainkan negara manapun. Kemudian Bung Karno mengajukan syarat untuk
memenuhi undangan Khrushchev. Diilustrasikan Bung Karno berkata seperti
ini; “Saya mau datang ke Moskow dengan satu syarat mutlak yang harus
dipenuhi, tidak boleh tidak.” Kemudian Khrushchev balik bertanya, “ Apa
syarat yang Paduka Presiden ajukan?” Bung Karno menjawab, “Temukan makam
Imam Bukhari, saya sangat ingin menziarahinya.”
Jelas saja
Khrushchev terheran-heran. Siapa pula itu Imam Bukhari. Dasar orang
Indonesia, mungkin begitu sungutnya dalam hati. Tanpa buang waktu,
Khrushchev segera memerintahkan pasukan elitnya untuk menemukan makam
yang dimaksud. Entah berapa lama waktunya yang diperlukan anak buah
Khrushchev untuk menemukan makam tersebut, yang pasti hasilnya nihil.
Khrushchev kembali menghubungi Bung Karno, “Maaf Paduka Presiden, kami
tidak menemukan makam orang yang Paduka cari. Apa Anda berkenan
mengganti syarat Anda?” Bung Karno tersenyum sinis. “Kalau tidak
ditemukan ya sudah. Saya urungkan niat untuk ke negara Anda.”
Kalimat singkat Bung Karno ini membuat kuping Khrushchev panas memerah.
Khrushchev balik kanan dan memrintahkan orang-orang nomor satunya untuk
memecahkan masalah ini. Akhirnya, setelah bolak-balik sana-sini, serta
mengumpulkan informasi dari orang-orang tua Muslim di sekitar Samarkand,
anak buah Khrushchev berhasil menemukan makam Imam Besar kelahiran kota
Bukhara tahun 810 Masehi itu. Makamnya dalam kondisi rusak tak terawat.
Imam Bukhari yang memiliki jasa yang begitu besar bagi agama dan umat
Islam itu dimakamkan diSamarkand pada tahun 870 Masehi. Khrushchev pun
meminta agarmakam itu dibersihkan dan dipugar sebaik mungkin. Selesai
renovasi Khrushchev kembali menghubungi Bung Karno. Intinya misi
pencarian makam Imam Bukhari telah berhasil. Sambil tersenyum Bung Karno
mengatakan, “Baik, saya akan datang ke negara Anda.”
Setelah
dari Moskow, Bung Karno tiba di kota Samarkand pada tanggal 12 Juni
1961. Sehari sebelumnya puluhan ribu orang menyambut kehadiran Pemimpin
Besar Revolusi Indonesia ini di kota Tashkent.
Kini kita semua
mengetahui betapa luar biasa peran seorang Bung Karno. Tidak saja dia
banyak berjasa di dalam negeri, namun dilingkup internasional pun
diapunya peran yang tidak main-main.Kita juga ingat sepak terjang beliau
dalam mengadakan Konferensi Asia Afrika, dan ketika beliau menggagas
Gerakan Non Blok.
Kita bisa mengambil banyak keteladanan dari
sosok Presiden pertama Republik Indonesia sekaligus salah satu founding
father bangsa ini. Doa dan cinta tulus bangsa ini untukmu Bapak. Semoga
akan muncul pemimpin-pemimpin bangsa hebat seperti Bapak kelak di
kemudian hari.....Aamiin...
Saatnya belajar sejarah....pendahulu kita