Penyerangan dan pembakaran masjid dilakukan oleh para Teroris Kristen...
Dengan dalih penuh kasih, toleransi....heeemmmzzz..ternyata kebusukkan Agama salib ini makin hari makin jelas saja...Para Teroris Kristen ini senang sekali bila menghina dan menghasut umat Muslim...Sudah jelas diAlkitabnya..ayat-ayat kontradiksi, ayat mesum, bahkan ayat "BAJINGAN" ada dalam agama teroris Kristen ini"buka Alkitab .Bil: 11:4...
Bayangkan Alkitab yang isinya kekacauan,kerusakan,bahkan ayat mesum dan kata Bajingan pun ada diAlkitab Salib..beredar sebagai kitab suci, maka akal dan otak kaumnya isinya apa....???..Coba cek langsung semuanya digoogle dan youtube...
Saat ini jutaan umat Muslim sangat Geram dengan tingkah Teroris Kristen yang membakar Masjid...Muslim palsu hanya diam dan malah terkesan membiarkan, karena sebenarnya mereka terhasut cara-cara palsu ajaran Kasih....Tipudaya Alkitab...
( Rangkuman dari berbagai sumber dan komentar online )
=============================
Penyerangan Masjid di Papua
Hari Ini, Persekutuan Gereja Minta Maaf pada Umat Islam
Republika/Agung Supriyanto
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Bimas Kristen Kementerian
Agama, Odhita R Hutabarat mengatakan, Persekutuan Gereja-gereja di
Indonesia (PGI) berencana meminta maaf secara terbuka kepada Umat Muslim
Indonesia pada Sabtu (18/7), besok. PGI akan memberikan keterangan
kasus Tolikara sekaligus menyampaikan permintaan maafnya melewati media.
"Tentang peristiwa itu, kita minta PGI untuk memberikan keterangan dan menyampaikan maaf kepada umat Islam lewat pers," kata Odhita lewat siaran persnya pada Republika, Jumat (17/7).
Menurut dia, pihaknya sudah mengambil langkah untuk menyelesaikan kasus pembakaran masjid di Tolikara, Wamena Papua pada Jumat (17/7). Ia juga mengaku sudah menghubungi Ketua Sinode Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) untuk menjelaskan surat larangan shalat Ied yang sudah beredar di media massa tersebut. "Kita sudah menghubungi Sinode GIDI untuk berikan penjelasan kronologi kejadian," katanya.
Dia juga meminta GIDI sebagai pelaku dalam peristiwa itu mengirimkan surat permohonan maaf kepada umat Islam lewat Kemenag. GIDI, kata Odhita, akan segera mengirim surat itu secepatnya melalui emailnya dan akan disampaikan kepada umat Islam di Indonesia.
Bukan saja GIDI, induk organisasinya yaitu Persekutuan Gereja dan Lembaga Injili Indonesia (PGLII) juga diajak ikut serta menyelesaikan kasus itu. PGLII diharapkannya segera mengambil langkah strategis untuk menyikapi peristiwaa Tolikara dan ikut menyampaikan permintaan maaf pada umat Islam.
Atas nama umat kristen, Odhita menyatakan keprihatinannya kepada umat Islam di Tolikara. Apalagi kejadian itu terjadi saat hari kemenangan bagi umat Islam, khususnya di Papua. Ia berharap kasus Tolikara itu dapat diselesaikan sesuai dengan Undang-undang yang berlaku.
"Atas nama pemerintah kami mohon maaf atas peristiwa yang melukai hati umat Islam yang juga saudara-saudara kami," kata Odhita meminta maaf.
Seperti diketahui, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan inti persoalan adalah jemaat Nasrani yang merasa terganggu dengan speaker masjid umat Muslim yang akan melakukan Shalat Ied. Umat Nasrani mengklaim suara speaker yang dipasang di tengah lapangan menggangu ketenangan umum.
Mereka meminta umat Muslim untuk membubarkan kegiatan Shalat Ied tersebut. Hal itu berujung pada perang mulut antara kedua kubu. Kelompok Nasrani kemudian melempari masjid dengan api hingga terbakar. Bukan saja itu, sejumlah kios dan rumah ikut terbakar.
link
"Tentang peristiwa itu, kita minta PGI untuk memberikan keterangan dan menyampaikan maaf kepada umat Islam lewat pers," kata Odhita lewat siaran persnya pada Republika, Jumat (17/7).
Menurut dia, pihaknya sudah mengambil langkah untuk menyelesaikan kasus pembakaran masjid di Tolikara, Wamena Papua pada Jumat (17/7). Ia juga mengaku sudah menghubungi Ketua Sinode Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) untuk menjelaskan surat larangan shalat Ied yang sudah beredar di media massa tersebut. "Kita sudah menghubungi Sinode GIDI untuk berikan penjelasan kronologi kejadian," katanya.
Dia juga meminta GIDI sebagai pelaku dalam peristiwa itu mengirimkan surat permohonan maaf kepada umat Islam lewat Kemenag. GIDI, kata Odhita, akan segera mengirim surat itu secepatnya melalui emailnya dan akan disampaikan kepada umat Islam di Indonesia.
Bukan saja GIDI, induk organisasinya yaitu Persekutuan Gereja dan Lembaga Injili Indonesia (PGLII) juga diajak ikut serta menyelesaikan kasus itu. PGLII diharapkannya segera mengambil langkah strategis untuk menyikapi peristiwaa Tolikara dan ikut menyampaikan permintaan maaf pada umat Islam.
Atas nama umat kristen, Odhita menyatakan keprihatinannya kepada umat Islam di Tolikara. Apalagi kejadian itu terjadi saat hari kemenangan bagi umat Islam, khususnya di Papua. Ia berharap kasus Tolikara itu dapat diselesaikan sesuai dengan Undang-undang yang berlaku.
"Atas nama pemerintah kami mohon maaf atas peristiwa yang melukai hati umat Islam yang juga saudara-saudara kami," kata Odhita meminta maaf.
Seperti diketahui, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan inti persoalan adalah jemaat Nasrani yang merasa terganggu dengan speaker masjid umat Muslim yang akan melakukan Shalat Ied. Umat Nasrani mengklaim suara speaker yang dipasang di tengah lapangan menggangu ketenangan umum.
Mereka meminta umat Muslim untuk membubarkan kegiatan Shalat Ied tersebut. Hal itu berujung pada perang mulut antara kedua kubu. Kelompok Nasrani kemudian melempari masjid dengan api hingga terbakar. Bukan saja itu, sejumlah kios dan rumah ikut terbakar.
link
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !