KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYAT
Deddy Corbuzier
Catatan Kaki
Jodhi Yudonosumber
Para penggemar acara Hitam Putih, yang ditayangkan di Trans 7 tiap
malam, hari ini dikejutkan oleh pengumuman pembawa acaranya, Deddy
Corbuzier, yang memutuskan untuk "menghentikan" acara tersebut pada
Kamis ini, 16 Januari 2014. Share dan rating menjadi alasan mengapa acara ini harus dihentikan, seperti yang diungkap Deddy melalui laman Facebook pribadinya.
"Namun
kita semua tahu bahwa di saat ini yang dinikmati masyarakat jauh dari
hal-hal inspiratif.. Sehingga pasti acara seperti ini akan kehilangan
share dan rating, karena share berada di tangan masyarakat majemuk..Kami
tidak menyalahkan siapapun.. Inilah dunia TV dan Masyarakat. Dan kami
pun saat ini menyerah.... Bukan untuk binasa namun utk berpikir dan
berkarya lagi..Kami tidak bisa mengikuti arus dan kami berpegang pada
hati... Maaf bila saya mengejutkan jutaan pemirsa dengan mengkahiri
acara Hitam Putih," demikian pernyataan Deddy.
Sebetulnya, imbuh Deddy, Trans 7 masih memberi kesempatan Hitam Putih untuk tetap tayang pada hari Sabtu dan Minggu. "Namun
bagi saya lebih baik kami berhenti sejenak untuk berpikir daripada
melawan arus dan hanyut akhirnya. Belakangan ini ribuan pesan meminta
kami untuk mengembalikan Hitam Putih pada jalurnya tanpa mengetahui
kendala yg ada pada kami..Kami pun ingin memberi yang terbaik.. Dan kami
sadar apabila itu tidak bisa kami lakukan, maka kami memilih untuk tak
ikut pada arus..."
Sontak, para penggemar Hitam Putih pun menuliskan komentarnya di Facebook. Leony Chrystie Clay, misalnya. Perempuan ini menulis begini, "SUMPAH
YE daripada acara sampah kaya YKS diterusin dan bikin dampak buruk
untuk masyarakatnya,,mendingan hitam putih yg ditampilin!!!!"
Buggaty Chah CherduOne menulis seperti ini, "hitam
putih tlng lanjut lg dong,,,ini acara sngt inspiratif bgt, saya tdk
pernah nonton tv kcuali acara hitam putih....buat masyarakat indonesia
tlng kalian smua harus'y bs memilah acara yg baik n mendidik dan hanya 1
yaitu HITAM PUTIH."
Cika Ucika Pepeyee menulis ini, "Kok. Gtu ya,, aku suka htm pth,,,tp. Eneq. Smnjak ada farhat."
Ya, ya, beberapa episode menjelang penutupan Hitam Putih (HP), pengacara Farhat Abas memang diberi ruang di salah satu segmen HP berjudul "Celotehan Farhat Abas". Entahlah, kemunculan Farhat di segmen ini diniatkan untuk mendongkrak rating HP atau justru sebagai pertanda jika HP memang hendak digusur.
Masih banyak komentar penggemar HP yang kebanyakan menyayangkan "hilangnya" program HP dari layar kaca Trans 7.
Jika menyimak dari beberapa komentator yang menyayangkan kepergian HP, ada beberapa di antaranya yang menuduh acara-acara semacam YKS, Campur Campur, dan Pesbukers
sebagai penyebab hilangnya "kecerdasan" masyarakat dalam menyerap
tayangan di televisi. Alhasil, acara yang membawa pesan dan "berisi"
macam HP pun harus tersingkir, lantaran penonton dihujani oleh acara variety show
itu secara masif. Itu pula yang disadari oleh Dedy sebagai pembawa
acara yang mengaku tidak akan terbawa oleh arus tontonan yang dipenuhi
haha hihi dan kementelan.
HP sendiri merupakan program talkshow dengan format mind reading
yang menghadirkan bintang tamu yang inspiratif dan populer, dibawakan
oleh Deddy Corbuzier dengan menyelipkan aksi-aksi khasnya. Bintang tamu
akan diberikan pertanyaan seputar masalah pribadi, prestasi, bahkan
harapan. Acara dikemas dengan kejahilan, kemahiran, dan ketajaman host dalam mengatur permainan pikiran yang akan mengundang gelak tawa.
Lantas, seperti apa sebetulnya peta tontonan di televisi yang bertarung pada jam prime time, yakni sekira pukul 18.30 hingga 22.00 WIB? Mari kita simak apa saja yang ditayangkan pada "jam mahal" tersebut.
Indosiar masih mengandalkan sinetron dengan tema-tema rumah tangga berjudul Antara Isteri dan Wanita Lain. Trans TV asyik dengan tayangan YKS (Yuk Keep Smile). Tayangan YKS ini oleh beberapa pemerhati televisi dianggap sebagai tontonan garing dan tidak mendidik.
MNC TV tak mau beranjak dari acara sinetron yang digeber sejak pukul 19.00 hingga 22.30 WIB dengan judul Putri Duyung, Tendangan Si Madun Returns, dan Raden Kian Santang.
ANTV, kini stasiun TV itu berhadap-hadapan langsung dengan TransTV lewat tayangan yang penuh haha hihi. Sejak pukul 16.55, ANTV telah menayangkan Pesbukers hingga pukul 19.25, dan diteruskan acara Campur Campur dan Twitteran yang berakhir pada pukul 21.55 WIB.
SCTV dan RCTI masih bertempur dengan tayangan sinetron keluarga. RCTI sejak pukul 17.00 sudah menggelar sinetron Anak-anak Manusia hingga pukul 19.00 WIB, diteruskan dengan sinetron Khanza 2, dan ditutup sinetron Tukang Bubur Naik Haji pada pukul 23.00 WIB.
Sementara itu, SCTV tampaknya masih mengandalkan sinetron Emak Ijah Pengen ke Mekah yang ditayangkan pada pukul 21.00-22.30 WIB.
Stasiun televisi lain, seperti TVRI, Global TV, TV One, dan Metro TV,
boleh dibilang masih menyajikan tontonan yang "berisi". Artinya,
tontonan yang mereka gelar masih menarik, aktual, bermanfaat, dan
inspiratif.
Lantas, apa menariknya HP sehingga disukai oleh penonton yang lebih menyukai "isi" ketimbang "kulit"? Berdasarkan konten isinya, HP mengarahkan perbincangan pada masalah pribadi yang dianggap mampu memotivasi serta inspiratif. Talent
ataupun bintang tamu yang diundang tentunya akan memaparkan
pengalamannya dalam meraih kesuksesan hingga dikenal oleh banyak orang.
Kisah yang dipaparkan tak jarang membuat bintang tamu menangis.
Pertanyaan
lugas pun terus disodorkan kepada bintang tamu. Konten isi perbincangan
inilah yang dijual dengan kemasan santai dan disajikan dengan atraksi,
bahkan alunan musik. Masalah pribadi dari bintang tamu dianggap lumrah
untuk diperbincangkan ke publik. Para fans yang mungkin sedang menonton
pun akan merasa sangat tertarik dengan setiap ucapan dari bintang tamu.
Komunitas-komunitas yang ada di Indonesia pun terkadang hadir sebagai
bintang tamu sembari memamerkan karya mereka. Selebriti yang berprestasi
pun dihadirkan dan diharapkan mampu memberikan inspirasi.
Gaya hidup dan masalah perceraian diungkapkan lewat program ini. Salah satu episode HP
pun pernah mendapat teguran tertulis oleh Komisi Penyiaran Indonesia
(KPI) karena pertanyaan yang ditujukan bersifat tidak pantas dan di luar
konteks kesiapan usia. Hal ini dianggap menjual, tetapi justru dapat
menyakiti pihak tertentu. Tepatnya episode 8 April 2012 pukul 18.28 WIB,
HP menayangkan adegan Deddy Corbuzier yang menanyakan sebuah
pertanyaan kepada seorang anak di luar kemampuan si anak untuk menjawab
pertanyaan tersebut.
"Share" dan rating
Nah, marilah kita simak, seperti apa pertarungan acara-acara tersebut dalam memperebutkan share dan rating pada Oktober 2013.
Jika menyimak angka rating yang dilansir Nielsen yang ditulis http://allaboutduniatv.blogspot.com, yang bertempur dahsyat memang acara Campur Campur (CC) dan YKS. Rating CC yang tayang di ANTV pada Rabu (16/10/2013) menempati peringkat ke-29 dengan TVR 1,9 dan share 7,5 persen. Pada keesokan malamnya, Kamis (17/10/2013), rating CC naik signifikan, menempati peringkat ke-13 dengan TVR 2,5 dan share 9,9 persen di segmen ALL. CC menjadi acara unggulan dengan rating tertinggi kedua setelah Pesbukers yang duduk di peringkat ke-12 dengan TVR 2,5 dan share 12,9 persen.
Namun, CC masih tertinggal dengan YKS yang memang sudah memiliki penonton setia. Pada Kamis (17/10/2013), YKS menempati peringkat ke-3 dengan TVR 4,4 dan share 20,2 persen. Sebelum ada YKS, Trans TV terlihat sering mengubah jadwal program primetime-nya. Kesuksesan YKS juga menggusur Bioskop Trans TV (BTT) yang kini harus tayang larut malam. Hal ini juga menjadi kritikan para pencinta setia BTT.
Istilah rating dan share
kerap diterjemahkan sebagai indikasi untuk hidup-matinya sebuah program
TV. Sebuah acara akan awet, atau hanya seumur jagung, tergantung rating
dan share yang diraih. Ukuran seperti apakah yang digunakan
AGB Nielsen Media Research (NMR) dalam melakukan penelitiannya? Metode
seperti apakah yang dilakukan? Khusus untuk TV, sebutannya adalah
Television Audience Measurement (TAM) yang dilakukan Nielsen di
Indonesia dan 26 negara lainnya. Survei itu dirancang bagi pengiklan,
agensi iklan, ataupun pengelola TV untuk memperoleh pemahaman yang lebih
baik terhadap karakter penonton TV dan acuan tontonan TV di kota-kota
besar Indonesia.
Sejak 1991, Nielsen Indonesia telah menyediakan
laporan rating mingguan bagi stasiun TV dan pengiklan mengunakan Layanan
Rating Harian, penonton sampel mencatat acara yang ditonton serta di
kanal mana, di dalam buku harian yang disediakan. Hasilnya dikirimkan
pada NMR yang kemudian mentransfernya ke komputer.
Tahun 1997,
NMR beralih menggunakan Peoplemeter System untuk mengembangkan
pengukuran yang lebih akurat menit per menit. Metode Peoplemeter untuk
memperoleh gambaran lebih akurat mencakup lima kota besar (Jabodetabek,
Surabaya, Medan, Semarang, dan Bandung). Pada 2002, daftar kota
ditambahkan dengan Makassar. Pada 2003, daftar ditambah Yogyakarta
(termasuk Bantul dan Sleman) serta Palembang, 2004 (Denpasar), dan 2006
(Banjarmasin). Survei Nielsen mencakup populasi 49,5 juta penonton TV.
Sejak
Maret 2007, Nielsen memberikan layanan laporan rating harian. Informasi
detail sebuah program acara bisa langsung diketahui sehari setelah
acaranya tayang. Rating harian juga mencakup 10 kota besar Indonesia.
Angka
rating dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, misalnya saja
durasi suatu program, program tandingan, kualitas gambar yang diterima
di rumah, penonton yang ada (available audience), jadwal
tayang, waktu-waktu insidental, juga pola kebiasaan penonton di
daerah-daerah tertentu. Rating program tidak mencerminkan kualitas
program. Rating adalah persentase dari penonton suatu acara dibandingkan
dengan total atau spesifik populasi pada waktu tertentu. Yang diukur
melalui rating ini adalah kuantitas, bukan kualitas suatu acara.
Rating = Jumlah penonton program A dibagi populasi TV x 100 persen.
Dengan
perhitungan rating yang menit per menit, panjangnya program memengaruhi
rating dari satu program. Misalnya, program yang tadinya berdurasi 30
menit memiliki rating 10. Ketika diperpanjang menjadi 60 menit,
ratingnya turun menjadi 8 persen karena angka pembagi yang semakin
besar.
Lantas, apakah share? Apa bedanya dengan rating? Share
adalah persentase jumlah pemirsa atau target pemirsa pada ukuran satuan
waktu tertentu pada suatu saluran TV tertentu terhadap total pemirsa di
semua saluran.
Share = program rating : total rating x 100 persen.
Ada pula istilah Channel Share, yakni persentase pemirsa TV di satu periode tertentu pada saluran TV.
Channel Share = Channel Share : total pemirsa x 100 persen.
Pada Channel Share, yang dibandingkan bukan lagi acaranya, melainkan stasiun TV-nya. Singkat kata, beda rating dan share adalah angka rating menghitung jumlah penonton TV pada sebuah acara, sedangkan share
menghitung persentase penonton TV di antara stasiun TV lain. Misal,
jika ada tiga stasiun TV dengan populasi 10.000 orang dan TV1 memiliki
angka penonton 2.000 orang, TV2 dengan 1.000 orang, dan TV3 dengan 1.000
orang, maka rating TV1 20 persen dan share-nya 50 persen, TV2 punya rating 10 persen dan share 25 persen, sementara TV3 punya rating 10 persen dan share 25 persen.
Perginya "Hitam Putih"
Hitam Putih
hanyalah salah satu program televisi yang telah menjadi "almarhum",
mengikuti jejak program-program lainnya yang serupa ataupun berbeda.
Untuk urusan hidup mati sebuah program, memang banyak hal yang
menyertainya, termasuk jika acara tersebut dipandang tidak patut. Lambat
laun, acara itu pun akan mati dengan sendirinya alias ditinggal
penontonnya. Namun, algojo paling mematikan yang digunakan oleh televisi
selama ini memang lembaga survei yang mengeluarkan angka-angka sharing dan rating.
Khusus mengenai Hitam Putih, selain, barangkali, karena urusan rating dan sharing,
konon Deddy Corbuzier sebagai pembawa acara memang memiliki rencana
melanjutkan pendidikan S-3. Meminjam bahasa para penggemar Hitam Putih, bukan kematian acara Hitam Putih yang menjadi soal. Yang menjadi perkara adalah seperginya Hitam Putih,
adakah acara televisi yang bukan hanya menyajikan "kulit", melainkan
juga "isi" yang terdiri dari: pesan yang baik, aktual, inspiratif, dan
juga bermanfaat?
Jika tak muncul acara yang bernas, maka boleh
jadi acara-acara yang akan digelar di televisi dan mendapatkan perhatian
besar dari penonton melalui sharing dan rating yang tinggi
adalah acara yang mewakili potret dari bangsa ini, yang sudah sumpek
oleh keadaan negaranya. Jadi, mereka pun memilih untuk bergoyang dan
ber-haha hihi...
@JodhiY