Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Ada hotel dan apartemen, 2 tower, masing-masing 12 lantai, total 300 kamar, ini di take over sama saya atas izin Allah. Tidak ada problem sebenernya kecuali owner lama ingin lepas dari riba. Rupanya beliau belajar dari kyai mana begitu… Salah satunya, Kyai Muffasir, Banten, yang mengatakan suruh bersih dari riba. Nah ribanya itu yang di cut. Jadi beliau berpikir… Jangan-jangan karna riba itu beliau jadi gak berkah.
Beliau datenglah ke saya. Beliau ini sodara saya. Saya dapat berkah Birrul Walidain, berkah ibu. Pada saat ibu saya mengajak saya kepada keluarga besar ibu angkatnya (Keluarga besar Islamic Village Tangerang), saya ketemu dengan owner pertama ini.
Pak Haji Sulhan namanya. Beliau ngobrol ke saya… “Ustadz, saya minta doa supaya saya bisa lepas dari riba?”
Saya tanya “emang antum usaha ape?”
“Ada nih. Saya bangun hotel, apartemen…”
“Weittt…!!! Kita baru mau bikin nih he…he…”, begitu pikir saya.
Ya, saya mengajak kawan-kawan, jamaah, untuk ikut Patungan Usaha. Dari batch I, sampe batch II, saya mengatakan akan bikin kondotel, untuk walisantri. Di Ketapang dan Sentul. Wali-wali santri kan kalo datang ke pesantren, nginepnya di mana-mana. Termasuk di hotel-hotel Jakarta, Tangerang, Bogor, dan Bekasi. Nah, peluang ini saya tawarkan ke jamaah. Yuk, patungan usaha. Kita bikin kondotel. Bukan sedekah, tapi patungan usaha. Saya tidak menyebutnya saham, lebih nyaman menyebutnya Patungan Usaha.
Patungan Usaha sendiri awalnya berawal dari twitter saya, yang menyoroti persoalan cengkraman asing. Banyak sumber daya alam Indonesia, dan peluang-peluang bisnis di Indonesia justru dinikmati bukan oleh rakyatnya. Di ANTV sempet saya angkat persoalan ini. Saya yang tidak tahu apa-apa memberi contoh, ada 300 rumah, di satu komplek perumahan. Tentunya 300 rumah dengan isi kira-kira 5 orang, adalah pasar tersendiri. 1500 orang di dalamnya butuh makan, minum, pendidikan, apotik, bengkel, salon, bank, dll. Tapi tidak ada satupun dari 1500 orang ini yang melihat peluang ini. Bahkan untuk urusan bayar listrik dan kebersihan. Akhirnya peluang ini dinikmati orang di luar perumahan ini. Datang yang membuka rumah makan sunda, rumah makan padang, rumah makan warteg, café, restaurant. Datang dari luar membuka salon, pangkas rambut, pendidikan playgroup, TK, SD. Datang pula yang buka bengkel, toko sepeda, maenan, supermarket. Bahkan datang orang luar membebaskan tanah-tanah di sekitarnya, lalu membangun perumahan yang lain, pertokoan, dan pasar. Seluruh potensi ekonomi yang terdorong jadi ada, dimanfaatkan orang luar.
Ini bukan contoh yang sempurna untuk menggambarkan kondisi Indonesia saat ini. Sebab masih ada sebab-sebab lainnya. Seperti soal kebijakan, soal keserakahan, dan lain-lain. Akan halnya perumahan tadi, bagus sih, membuat roda ekonomi orang lain jadi bergeliat. Semua tetap alhamdulillaah. Saya sepakat, karena itu alat-alat vital, sumber-sumber daya vital, dikelola oleh Negara. Mestinya, he he he. Untuk kemakmuran rakyat. Tambah lagi, mestinya, he he he.
Akan halnya pesantren, boleh kan kita juga berdagang, ikut mencicipi ekonomi dan usaha yang timbul, sepanjang sehat, bersih, halal. Kayak pesantren, pesantren sekian tahun ke depan bakal 10rb-an santrinya. Ini tentu punya kebutuhan jangka panjang yang besar sekali. Kebutuhan akan beras, sayur mayur, daging, ikan, telor, bumbu-bumbu, lauk pauk, pakaian, laundry, air, listrik, kebersihan, keamanan, alat-alat tulis dan perkantoran, dan sederet panjang lagi kebutuhan. Keberadaan pesantren, bagus sekali untuk memacu geliat ekonomi kampong yang ditempati pesantren tersebut. Karena itu pesantren umumnya bekerjasama dengan warga untuk memanfaatkan potensi ini. Pesantren buka persawahan, perkebunan, pertanian, supermarket, dan lain-lain.
Gagasan PatunganUsaha untuk menjawab ini. Salah satunya kebutuhan akan transportasi dan penginapan. 10rb-an santri tentu akan menghadirkan 20rb-an orang yang terdiri minimal dari ayah dan ibunya, yang berpotensi berkunjung ganti berganti setiap hari dan pekannya. Ini adalah peluang. Termasuk antar jemput dari terminal, stasiun, dan bandara.
Saya lalu mengajak kawan-kawan untuk Patungan Usaha.
Ke depan akan dikembangkan menjadi “beli ulang” Indonesia. Bersama-sama, kita bisa beli perusahaan telco (telekomunikasi), perbankan, asuransi, maskapai penerbangan, dll. Tinggal patungan. Indonesia Negara besar. Penontonnya Wisatahati Antv saja udah bukan maen jumlahnya. Jutaan. Jika pada patungan 1 juta aja? 1 juta orang? Wow… Sudah berapa tuh modal yang bisa didapat.
Tapi ini semua di atas kertas. Perlu pembuktian. Lalu saya di pertengahan 2012 mengajak jamaah utntuk sedikit beraksi. Saya buka dah batch I dan batch II patungan usaha. Saat itu per lembar, 1jt. Alhamdulillaah terkumpul 1000-an orang, dengan dana kurang lebih 1,5M.
Alhamdulillah mulailah diset-up ini dan itu. Tapi ya masih terus perjalanan. Buku contohnya. Bakal dirilis dengan dana ini, patungan usaha untuk penerbitan dan percetakan. Tapi ya tetap saya musti menyelesaikan bukunya sampe sempurna. Perjalanan ini butuh waktu. Khususnya sebab waktu saya, he he he. Banyak jadwal tausiyah. Di saat yang bersamaan, dirilis dah kondotel.
Beberapa saat sebelum saya ketemu dengan owner hotel dan apartemen ini, saya sudah rilis di twitter, bahwa dana akan sepenuhnya digunakan untuk kondotel. Saya sebenernya sudah mulai memanggil desainer, kontraktor, dan lain-lain persiapan. Untuk dua tempat, ketapang dan tangerang. Subhaanallaah, malah dapat hotel dan apartemen ini.
Kembali lagi ke urusan hotel dan apartemen.
Sodara saya mengatakan kepada saya, pengen bebas dari riba. Hotel dan apartemennya ga ada masalah. Kecuali pengen lepas dari riba. 2 tower udah berdiri konstruksinya. Pakai Waskita sebagai pemborongnya. Beliau minta saya mencarikan bank syariah sebagai pengalih kredit.
Saya sendiri masih mengajak beliau untuk berdiskusi lagi dengan yang lebih ahli soal hukum perbankan. Untuk urusan fiqh saya selalu merasa bodoh. Ga mampu. Tappppiii, saya mencium peluang. Apa peluangnya? Saya ga punya bank, tapi saya punya jamaah. Tinggal bilang doang sama jamaah, ngumpul dah duit. Untuk sedekah aja bisa, apalagi untuk usaha yang halal.
Bismillaah saya tanya, di mana itu hotel dan apartemennya?
Beliau jawab, “Di deket bandara…”
Terus terang, saya mau lompat rasanya. Tapi saat itu pertemuan keluarga besar. Dan saya pun sedang menggendong anak saya.
“Deket bandara?”, Tanya saya.
Bukannya apa-apa, 2-3 bulan sebelomnya, saya menemui kyai sepuh Tangerang, Kyai Fattah. Beliau prihatin dengan lingkungan bandara. Kemajuan bandara, ga diimbangi dengan pendidikan ruhani dan kesempatan ummat Islam untuk menunjukkan karya. Beliau punya tanah di dekat bandara. Persis di samping bandara. 1ha kurang lebihnya. Ditawarkan ke saya. “Udah banyak yang mau, tapi ga jelas buat apa…” begitu kata Kyai dan keluarganya. Saat itu saya udah usul juga, bangun hotel syariah aja.
Tapi kemudian obrolan terhenti, sebab kyai semakin drop. Keluarga menunggu dulu kyai sehatan utnuk melanjutkan pembicaraan ini.
Nah, tiba-tiba saya dikejutkan dengan hotel dan apartemen ini. “Deket bandara…”
“Seberapa dekat…?” tanya saya.
“5-10 menit dari bandara…”
“Wuah, deket itu…”
Malam itu juga saya pamit sama ibu dan istri, serta anak-anak. Untuk melihat langsung. Sementara ibu, istri dan anak-anak, pulang.
Saya takjub. 2 tower masing-masing 12 lantai, sudah jadi. Totalnya 300 kamar. Tinggal finishing dan furniturenya saja. Bahkan udah ada kamar contoh.
“Hanya sedikit sentuhan saja, jadi nih hotel…”
Saya yakinkan beliau, bahwa insya Allah saya akan take-over. Beliau juga disebut punya masalah, ya punya masalah. Tapi soal penjualan. Jika penjualan kamar-kamarnya telat, maka akan “kemakan bunga”. Kalo jualnya satu-satu akan habis buat bayar bunga saja.
Langkah pertama saya adalah memetakan masalah awal, jangka pendek, jangka menengah dan masalah jangka panjang. Insya Allah ga sulit. Saya ada dana 1,5M dana patungan usaha dari batch I dan II. Langsung saya bayarkan untuk pembayaran bunga berjalan beliau, dan pembayaran ini itu yang sifatnya jangka pendek.
Strategi kemudian saya jalankan. Saya atas izin Allah mengenal beberapa operator hotel dan apartemen. Salah satu yang punya nama dan saya dekat sekali adalah HORISON. Saya langsung kontak petingginya, dan seketika juga saya dapat dukungan. “Lokasinya cantik Pak Ustadz,” tutur Pak Ridwan, CEO nya Horison. “Bisa ini menjadi hotel dan apartemen dengan tingkat hunian yang sangat tinggi…”
Saya ngaminin. Bila segmentasi pasar umrah saja saya bidik, maka 300 kamar ini ga ada apa-apanya. Kurang malah iya. Puluhan ribu jamaah umrah tiap bulannya berangkat. Belom dihitung keluarga pengantarnya, kerabatnya, dan kawan-kawannya. Belom kalo komunitas-komunitas, kayak perusahaan, pengajian besar, suka nginep dulu. Pelepasan. Belom kalo ada delayed. Jamaah umrah saya pernah kelimpungan nyari hotel. Saat satu kali pernah delayed, 300-an jamaah umrah, puyeng tuh nyari hotelnya. Akhirnya sampe ke pecenongan. Dan tidak sedikit yang mental sampe ke Bogor dan Bekasi. Sebab emang hunian penuh. Ke depan, bisnis hotel dan apartemen masih sangat-sangat propektif di dekat bandara.
Belom lagi untuk walisantri yang mau nginep. Dengan posisi dan lokasi yang relatif dekat dari dan ke pondok, maka hotel dan apartemen ini sangat cocok buat walisantri dari berbagai daerah dan manca Negara. Ditambah lagi dengan program kunjungan biasa. Kunjungan pondok dari ibu-ibu dan bapak-bapak senusantara, insya Allah 300 kamar ini optimis bakal penuh terisi sepanjang tahun.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Ada hotel dan apartemen, 2 tower, masing-masing 12 lantai, total 300 kamar, ini di take over sama saya atas izin Allah. Tidak ada problem sebenernya kecuali owner lama ingin lepas dari riba. Rupanya beliau belajar dari kyai mana begitu… Salah satunya, Kyai Muffasir, Banten, yang mengatakan suruh bersih dari riba. Nah ribanya itu yang di cut. Jadi beliau berpikir… Jangan-jangan karna riba itu beliau jadi gak berkah.
Beliau datenglah ke saya. Beliau ini sodara saya. Saya dapat berkah Birrul Walidain, berkah ibu. Pada saat ibu saya mengajak saya kepada keluarga besar ibu angkatnya (Keluarga besar Islamic Village Tangerang), saya ketemu dengan owner pertama ini.
Pak Haji Sulhan namanya. Beliau ngobrol ke saya… “Ustadz, saya minta doa supaya saya bisa lepas dari riba?”
Saya tanya “emang antum usaha ape?”
“Ada nih. Saya bangun hotel, apartemen…”
“Weittt…!!! Kita baru mau bikin nih he…he…”, begitu pikir saya.
Ya, saya mengajak kawan-kawan, jamaah, untuk ikut Patungan Usaha. Dari batch I, sampe batch II, saya mengatakan akan bikin kondotel, untuk walisantri. Di Ketapang dan Sentul. Wali-wali santri kan kalo datang ke pesantren, nginepnya di mana-mana. Termasuk di hotel-hotel Jakarta, Tangerang, Bogor, dan Bekasi. Nah, peluang ini saya tawarkan ke jamaah. Yuk, patungan usaha. Kita bikin kondotel. Bukan sedekah, tapi patungan usaha. Saya tidak menyebutnya saham, lebih nyaman menyebutnya Patungan Usaha.
Patungan Usaha sendiri awalnya berawal dari twitter saya, yang menyoroti persoalan cengkraman asing. Banyak sumber daya alam Indonesia, dan peluang-peluang bisnis di Indonesia justru dinikmati bukan oleh rakyatnya. Di ANTV sempet saya angkat persoalan ini. Saya yang tidak tahu apa-apa memberi contoh, ada 300 rumah, di satu komplek perumahan. Tentunya 300 rumah dengan isi kira-kira 5 orang, adalah pasar tersendiri. 1500 orang di dalamnya butuh makan, minum, pendidikan, apotik, bengkel, salon, bank, dll. Tapi tidak ada satupun dari 1500 orang ini yang melihat peluang ini. Bahkan untuk urusan bayar listrik dan kebersihan. Akhirnya peluang ini dinikmati orang di luar perumahan ini. Datang yang membuka rumah makan sunda, rumah makan padang, rumah makan warteg, café, restaurant. Datang dari luar membuka salon, pangkas rambut, pendidikan playgroup, TK, SD. Datang pula yang buka bengkel, toko sepeda, maenan, supermarket. Bahkan datang orang luar membebaskan tanah-tanah di sekitarnya, lalu membangun perumahan yang lain, pertokoan, dan pasar. Seluruh potensi ekonomi yang terdorong jadi ada, dimanfaatkan orang luar.
Ini bukan contoh yang sempurna untuk menggambarkan kondisi Indonesia saat ini. Sebab masih ada sebab-sebab lainnya. Seperti soal kebijakan, soal keserakahan, dan lain-lain. Akan halnya perumahan tadi, bagus sih, membuat roda ekonomi orang lain jadi bergeliat. Semua tetap alhamdulillaah. Saya sepakat, karena itu alat-alat vital, sumber-sumber daya vital, dikelola oleh Negara. Mestinya, he he he. Untuk kemakmuran rakyat. Tambah lagi, mestinya, he he he.
Akan halnya pesantren, boleh kan kita juga berdagang, ikut mencicipi ekonomi dan usaha yang timbul, sepanjang sehat, bersih, halal. Kayak pesantren, pesantren sekian tahun ke depan bakal 10rb-an santrinya. Ini tentu punya kebutuhan jangka panjang yang besar sekali. Kebutuhan akan beras, sayur mayur, daging, ikan, telor, bumbu-bumbu, lauk pauk, pakaian, laundry, air, listrik, kebersihan, keamanan, alat-alat tulis dan perkantoran, dan sederet panjang lagi kebutuhan. Keberadaan pesantren, bagus sekali untuk memacu geliat ekonomi kampong yang ditempati pesantren tersebut. Karena itu pesantren umumnya bekerjasama dengan warga untuk memanfaatkan potensi ini. Pesantren buka persawahan, perkebunan, pertanian, supermarket, dan lain-lain.
Gagasan PatunganUsaha untuk menjawab ini. Salah satunya kebutuhan akan transportasi dan penginapan. 10rb-an santri tentu akan menghadirkan 20rb-an orang yang terdiri minimal dari ayah dan ibunya, yang berpotensi berkunjung ganti berganti setiap hari dan pekannya. Ini adalah peluang. Termasuk antar jemput dari terminal, stasiun, dan bandara.
Saya lalu mengajak kawan-kawan untuk Patungan Usaha.
Ke depan akan dikembangkan menjadi “beli ulang” Indonesia. Bersama-sama, kita bisa beli perusahaan telco (telekomunikasi), perbankan, asuransi, maskapai penerbangan, dll. Tinggal patungan. Indonesia Negara besar. Penontonnya Wisatahati Antv saja udah bukan maen jumlahnya. Jutaan. Jika pada patungan 1 juta aja? 1 juta orang? Wow… Sudah berapa tuh modal yang bisa didapat.
Tapi ini semua di atas kertas. Perlu pembuktian. Lalu saya di pertengahan 2012 mengajak jamaah utntuk sedikit beraksi. Saya buka dah batch I dan batch II patungan usaha. Saat itu per lembar, 1jt. Alhamdulillaah terkumpul 1000-an orang, dengan dana kurang lebih 1,5M.
Alhamdulillah mulailah diset-up ini dan itu. Tapi ya masih terus perjalanan. Buku contohnya. Bakal dirilis dengan dana ini, patungan usaha untuk penerbitan dan percetakan. Tapi ya tetap saya musti menyelesaikan bukunya sampe sempurna. Perjalanan ini butuh waktu. Khususnya sebab waktu saya, he he he. Banyak jadwal tausiyah. Di saat yang bersamaan, dirilis dah kondotel.
Beberapa saat sebelum saya ketemu dengan owner hotel dan apartemen ini, saya sudah rilis di twitter, bahwa dana akan sepenuhnya digunakan untuk kondotel. Saya sebenernya sudah mulai memanggil desainer, kontraktor, dan lain-lain persiapan. Untuk dua tempat, ketapang dan tangerang. Subhaanallaah, malah dapat hotel dan apartemen ini.
Kembali lagi ke urusan hotel dan apartemen.
Sodara saya mengatakan kepada saya, pengen bebas dari riba. Hotel dan apartemennya ga ada masalah. Kecuali pengen lepas dari riba. 2 tower udah berdiri konstruksinya. Pakai Waskita sebagai pemborongnya. Beliau minta saya mencarikan bank syariah sebagai pengalih kredit.
Saya sendiri masih mengajak beliau untuk berdiskusi lagi dengan yang lebih ahli soal hukum perbankan. Untuk urusan fiqh saya selalu merasa bodoh. Ga mampu. Tappppiii, saya mencium peluang. Apa peluangnya? Saya ga punya bank, tapi saya punya jamaah. Tinggal bilang doang sama jamaah, ngumpul dah duit. Untuk sedekah aja bisa, apalagi untuk usaha yang halal.
Bismillaah saya tanya, di mana itu hotel dan apartemennya?
Beliau jawab, “Di deket bandara…”
Terus terang, saya mau lompat rasanya. Tapi saat itu pertemuan keluarga besar. Dan saya pun sedang menggendong anak saya.
“Deket bandara?”, Tanya saya.
Bukannya apa-apa, 2-3 bulan sebelomnya, saya menemui kyai sepuh Tangerang, Kyai Fattah. Beliau prihatin dengan lingkungan bandara. Kemajuan bandara, ga diimbangi dengan pendidikan ruhani dan kesempatan ummat Islam untuk menunjukkan karya. Beliau punya tanah di dekat bandara. Persis di samping bandara. 1ha kurang lebihnya. Ditawarkan ke saya. “Udah banyak yang mau, tapi ga jelas buat apa…” begitu kata Kyai dan keluarganya. Saat itu saya udah usul juga, bangun hotel syariah aja.
Tapi kemudian obrolan terhenti, sebab kyai semakin drop. Keluarga menunggu dulu kyai sehatan utnuk melanjutkan pembicaraan ini.
Nah, tiba-tiba saya dikejutkan dengan hotel dan apartemen ini. “Deket bandara…”
“Seberapa dekat…?” tanya saya.
“5-10 menit dari bandara…”
“Wuah, deket itu…”
Malam itu juga saya pamit sama ibu dan istri, serta anak-anak. Untuk melihat langsung. Sementara ibu, istri dan anak-anak, pulang.
Saya takjub. 2 tower masing-masing 12 lantai, sudah jadi. Totalnya 300 kamar. Tinggal finishing dan furniturenya saja. Bahkan udah ada kamar contoh.
“Hanya sedikit sentuhan saja, jadi nih hotel…”
Saya yakinkan beliau, bahwa insya Allah saya akan take-over. Beliau juga disebut punya masalah, ya punya masalah. Tapi soal penjualan. Jika penjualan kamar-kamarnya telat, maka akan “kemakan bunga”. Kalo jualnya satu-satu akan habis buat bayar bunga saja.
Langkah pertama saya adalah memetakan masalah awal, jangka pendek, jangka menengah dan masalah jangka panjang. Insya Allah ga sulit. Saya ada dana 1,5M dana patungan usaha dari batch I dan II. Langsung saya bayarkan untuk pembayaran bunga berjalan beliau, dan pembayaran ini itu yang sifatnya jangka pendek.
Strategi kemudian saya jalankan. Saya atas izin Allah mengenal beberapa operator hotel dan apartemen. Salah satu yang punya nama dan saya dekat sekali adalah HORISON. Saya langsung kontak petingginya, dan seketika juga saya dapat dukungan. “Lokasinya cantik Pak Ustadz,” tutur Pak Ridwan, CEO nya Horison. “Bisa ini menjadi hotel dan apartemen dengan tingkat hunian yang sangat tinggi…”
Saya ngaminin. Bila segmentasi pasar umrah saja saya bidik, maka 300 kamar ini ga ada apa-apanya. Kurang malah iya. Puluhan ribu jamaah umrah tiap bulannya berangkat. Belom dihitung keluarga pengantarnya, kerabatnya, dan kawan-kawannya. Belom kalo komunitas-komunitas, kayak perusahaan, pengajian besar, suka nginep dulu. Pelepasan. Belom kalo ada delayed. Jamaah umrah saya pernah kelimpungan nyari hotel. Saat satu kali pernah delayed, 300-an jamaah umrah, puyeng tuh nyari hotelnya. Akhirnya sampe ke pecenongan. Dan tidak sedikit yang mental sampe ke Bogor dan Bekasi. Sebab emang hunian penuh. Ke depan, bisnis hotel dan apartemen masih sangat-sangat propektif di dekat bandara.
Belom lagi untuk walisantri yang mau nginep. Dengan posisi dan lokasi yang relatif dekat dari dan ke pondok, maka hotel dan apartemen ini sangat cocok buat walisantri dari berbagai daerah dan manca Negara. Ditambah lagi dengan program kunjungan biasa. Kunjungan pondok dari ibu-ibu dan bapak-bapak senusantara, insya Allah 300 kamar ini optimis bakal penuh terisi sepanjang tahun.
Inilah Allah. Al Hadi. DIA Yang Maha Memberi Petunjuk. Kita baru mau bikin, eh udah ada. Insya Allah niat baik saya dan kita semua, berjamaah dalam kebaikan, berniaga yang halal lagi menguntungkan, mudah-mudahan menambah berkah. Di awal-awal saya ngajak jamaah patungan usaha, ditanya usahanya apa? Saya terus terang bilang ga paham. Ga tau. Sebab emang ga tau. Bayangan sih ada. Misalnya dijelaskan di awal, kondotel. Atau palingan buka franchise atau cabangnya Masmono (ABMM ayam bakar masmono), Masjoddie (Waroeng Steak&Shake, Waroeng penyet atau Bebek Haji Slamet). Atau buka rumah makan Cibiuk. Punya Haji Iyus. Alhamdulillaah ternyata Allah tunjukkan yang lain. Yang lebih siap. Tanpa yang lain tau, mudah-mudahan bukan riya, melainkan berita gembira dan motivasi, saya berdoa siang malam minta petunjuk. Hingga Allah kemudian menunjukkan jalan-Nya. |
Hotel dan Apartemen ini kembali
bergeliat. Untuk jangka pendek, saya masih memperpanjang kreditnya
dengan BTN. Saya mohon ampun sama Allah. Kebijakan ini saya ambil,
supaya proyek ga mandek. Nanti kalo patungan usaha udah ngumpul
duitnya, saya langsung tutup hutang ke banknya. Kredit yang semula
kredit konstruksi, diubah menjadi kredit investasi jangka panjang.
Dibuat 8-10 tahun. Pihak Horison sudah presentasi ke saya, insya Allah
dari hasil penyewaan kamar dan F&B, optimis bisa bayar angsuran dan
pokoknya ke bank. +surplus.
Kamar tidak usah dan tidak perlu dijual unit per unitnya. Saya mengajak jamaah bukan untuk memiliki unit per unitnya. Melainkan untuk memiliki langsung hotel dan apartemennya. Sebagai pemilik.
Hotel dan apartemen ini saya bandrol 150M (seratus lima puluh milyar). Dibagi 12500 lembar patungan usaha @ Rp12.000.000,-. Per patungan usaha bisa dimiliki oleh 1 orang atau bahkan lebih. Atau bisa dimiliki oleh komunitas, lembaga, silahkan saja.
Ilustrasi bagi hasil dari penyelenggaraan hotel dan apartment dari Horison ( sebagai Mitra Pengelola ) bisa mencapai, diperkirakan sekitar 8% per tahun. Lebih besar dari sekedar naro uang begitu saja di tabungan. Anggap aja mindahin tabungan Rp 12.000.000,- lebih, tapi saudara jadi punya hotel & apartment. Duit tetap berkembang , bahkan bisa balik modal + tetap dapat bagi hasil selama usahanya tetap ada.
Dan insya Allah ada cashback/refund, sampe dengan 100% di tahun ke-10, +tetep tercatat sebagai pemegang/pemilik hotel dan apartemennya.
Belom lagi pahalanya, he he he.
Saya pake he he he, sebab biasanya kalo udah urusan bisnis, pada ga mau liat pahala. Padahal pahala juga gede banget-banget.
Coba lihat ya, menyediakan kamar dan transportasi untuk mereka yang mau ke tanah suci? Subhaanallaah kan? Belom lagi menyediakan makannya juga dan minumnya selama mereka di hotel dan apartemen kita. Meskipun mereka bayar, namun saya kira sisi ini tetap ga hilang.
Bila sebelumnya jamaah-jamaah umrah, dan jamaah yang menginap di hotel, ga tau bekas siapa dan bekas apa kamarnya, he he he, paham ya? Siapa tau tuh kasur tuh kamar dipake buat bermaksiat. Nah, di kamar hotel dan apartemen kita, ga bakal ada gitu-gituan. Dijamin. Insya Allah. Dengan system tentunya.
Ditambah lagi dengan ide untuk menempatkan 2-3 ustadz terdidik, terlatih, berpengalaman, sebagai tempat nanya-nanya jamaah yang akan berangkat haji dan umrah. Tambah berkah dah. Jamaah bisa nanya-nanya apa saja seputar fiqh dll.
Hotel dan apartemen ini juga akan dapat untung dari perjalanan training, penyewaan ruang-ruang rapat, yang semuanya insya Allah dalam ikhtiar return diperkirakan sekitar 8% per tahun dan cashbacknya. Insya Allah.
Habis proyek ini selesai, kita akan melangkah mantab ke Patungan Usaha beli hotel di Mekkah dan Madinah. Insya Allah 1-2 lantai aja mah bukan mimpi dah. Dan emang dijual koq di sana dengan cara begini.
Kita juga akan melangkah pada Patungan Usaha beli pesawat buat umrah. Nanti jamaah pake pesawat kita. Tentu kita belom akan bikin maskapai penerbangannya sendiri. Tapi kan bisa disewain ke garuda, Lion, Batavia, Sriwijaya, atau Emirats dan Saudi. Toh mereka juga kalo kekurangan pesawat suka carter.
Bukan mimpi pula jika kita canangkan untuk membeli perbankan yang dimiliki oleh asing dan perusahaan telco. Juga oil ‘n gas. Insya Allah bukan mimpi. Asal ada aksi nyata, dan doa. Aamiin.
Ok, selamat datang buat semua kawan-kawan Patungan Usaha. Khusus yang udah transfer duluan, batch I dan II, insya Allah ada penghargaan dan hadiah khusus dari saya dkk. Saya belom bisa bilang apa hadiahnya. Ada dah. Mengingat Saudara sudah naroh di saya sudah lebih dari 3 bulan.
Untuk besaran patungan usaha yang buat hotel dan apartemen ini, saya memang menetapkan Rp 12.000.000,-. Buat saudara yang mampunya 1jt, berjamaah saja dengan yang lain untuk ambil 1-2 lembar. Sedang untuk yang mampu, silahkan ambil lebih. Kepada Allah kita memohon semuanya berjalan lancer.
Kamar tidak usah dan tidak perlu dijual unit per unitnya. Saya mengajak jamaah bukan untuk memiliki unit per unitnya. Melainkan untuk memiliki langsung hotel dan apartemennya. Sebagai pemilik.
Hotel dan apartemen ini saya bandrol 150M (seratus lima puluh milyar). Dibagi 12500 lembar patungan usaha @ Rp12.000.000,-. Per patungan usaha bisa dimiliki oleh 1 orang atau bahkan lebih. Atau bisa dimiliki oleh komunitas, lembaga, silahkan saja.
Ilustrasi bagi hasil dari penyelenggaraan hotel dan apartment dari Horison ( sebagai Mitra Pengelola ) bisa mencapai, diperkirakan sekitar 8% per tahun. Lebih besar dari sekedar naro uang begitu saja di tabungan. Anggap aja mindahin tabungan Rp 12.000.000,- lebih, tapi saudara jadi punya hotel & apartment. Duit tetap berkembang , bahkan bisa balik modal + tetap dapat bagi hasil selama usahanya tetap ada.
Dan insya Allah ada cashback/refund, sampe dengan 100% di tahun ke-10, +tetep tercatat sebagai pemegang/pemilik hotel dan apartemennya.
Belom lagi pahalanya, he he he.
Saya pake he he he, sebab biasanya kalo udah urusan bisnis, pada ga mau liat pahala. Padahal pahala juga gede banget-banget.
Coba lihat ya, menyediakan kamar dan transportasi untuk mereka yang mau ke tanah suci? Subhaanallaah kan? Belom lagi menyediakan makannya juga dan minumnya selama mereka di hotel dan apartemen kita. Meskipun mereka bayar, namun saya kira sisi ini tetap ga hilang.
Bila sebelumnya jamaah-jamaah umrah, dan jamaah yang menginap di hotel, ga tau bekas siapa dan bekas apa kamarnya, he he he, paham ya? Siapa tau tuh kasur tuh kamar dipake buat bermaksiat. Nah, di kamar hotel dan apartemen kita, ga bakal ada gitu-gituan. Dijamin. Insya Allah. Dengan system tentunya.
Ditambah lagi dengan ide untuk menempatkan 2-3 ustadz terdidik, terlatih, berpengalaman, sebagai tempat nanya-nanya jamaah yang akan berangkat haji dan umrah. Tambah berkah dah. Jamaah bisa nanya-nanya apa saja seputar fiqh dll.
Hotel dan apartemen ini juga akan dapat untung dari perjalanan training, penyewaan ruang-ruang rapat, yang semuanya insya Allah dalam ikhtiar return diperkirakan sekitar 8% per tahun dan cashbacknya. Insya Allah.
Habis proyek ini selesai, kita akan melangkah mantab ke Patungan Usaha beli hotel di Mekkah dan Madinah. Insya Allah 1-2 lantai aja mah bukan mimpi dah. Dan emang dijual koq di sana dengan cara begini.
Kita juga akan melangkah pada Patungan Usaha beli pesawat buat umrah. Nanti jamaah pake pesawat kita. Tentu kita belom akan bikin maskapai penerbangannya sendiri. Tapi kan bisa disewain ke garuda, Lion, Batavia, Sriwijaya, atau Emirats dan Saudi. Toh mereka juga kalo kekurangan pesawat suka carter.
Bukan mimpi pula jika kita canangkan untuk membeli perbankan yang dimiliki oleh asing dan perusahaan telco. Juga oil ‘n gas. Insya Allah bukan mimpi. Asal ada aksi nyata, dan doa. Aamiin.
Ok, selamat datang buat semua kawan-kawan Patungan Usaha. Khusus yang udah transfer duluan, batch I dan II, insya Allah ada penghargaan dan hadiah khusus dari saya dkk. Saya belom bisa bilang apa hadiahnya. Ada dah. Mengingat Saudara sudah naroh di saya sudah lebih dari 3 bulan.
Untuk besaran patungan usaha yang buat hotel dan apartemen ini, saya memang menetapkan Rp 12.000.000,-. Buat saudara yang mampunya 1jt, berjamaah saja dengan yang lain untuk ambil 1-2 lembar. Sedang untuk yang mampu, silahkan ambil lebih. Kepada Allah kita memohon semuanya berjalan lancer.
Insya Allah tanggal 1 nov 2012 saya
jelaskan di antv, lewat wisatahati antv yang pagi hari jam 5pg. +insya
Allah lagi dibuat promonya dan gathering ke daerah-daerahnya. Penjualan
Patungan Usaha secara online sudah bisa dimulai sejak tanggal 29 Nov
2012.
Terima kasih ya. Mohon doanya.
Makasih juga buat WASKITA dandan kawan-kawan lama TOPAS Hotel & Apartement, mudah-mudahan semua dapat pahalanya. Makasih juga buat Bank BTN, Bank Muamalat, Bank Mandiri, Asuransi Takaful, Asuransi Axa Mandiri (AXA Syariah), Asuransi Commonwealth, Asuransi Allianz Syariah. Sekali lagi semoga semuanya dapat pahala dan kebaikannya. Aamin.
Terima kasih ya. Mohon doanya.
Makasih juga buat WASKITA dandan kawan-kawan lama TOPAS Hotel & Apartement, mudah-mudahan semua dapat pahalanya. Makasih juga buat Bank BTN, Bank Muamalat, Bank Mandiri, Asuransi Takaful, Asuransi Axa Mandiri (AXA Syariah), Asuransi Commonwealth, Asuransi Allianz Syariah. Sekali lagi semoga semuanya dapat pahala dan kebaikannya. Aamin.
http://patunganusaha.com/modul.php?content=profile_patungan_usaha&ttl=Penjelasan+lebih+detail+perihal+Patungan+Usaha
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !