Umat Islam KTP biasanya tidak peduli dengan umat seagamanya.Tapi ada juga non muslim yang membela umat islam...Artinya sikap manusianya..Ada yang berahlak manusiawi ada juga yang bersikap buta nurani...
======
MIRIS..!!! Ini Terjadi Di Indonesia (Negeri Muslim Terbesar), Sekolah Mengusir Muridnya Yang Pakai Jilbab. SEBARKAN INFO INI...!!!! APA KATA DUNIA JIKA INI TERJADI LAGI DI NEGRI INI...??
Seorang siswi kelas 5 SD
Negeri Entrop bernama Faradila Widy Afini Lokahita diusir dari sekolah
cuma lantaran kenakan kerudung (jilbab).
Diskriminasi masihlah menghiasi di beberapa tempat di Indonesia, terlebih diskriminasi pada simbol simbol agama spesifik. Seorang siswi kelas 5 SD yang bernama Faradila ini mesti merasakan pahitnya diskriminasi cuma karena ia menggunakan jilbab. Dan ironisnya kejadian ini terjadi di satu SD negeri yang sama sekali bukan satu sekolah yang khusus untuk agama tertentu.
Diusir gara gara berjilbab
Faradila yaitu seorang siswi kelas 5 di SD Negeri Entrop. Pengusiran tersebut dilakukan oleh wali kelasnya yang bernama H. Sirait karena Faradila datang masuk kelas dengan memakai jilbab. Waktu itu Faradila lalu segera pulang kerumah.
Tidak hanya sampai disitu saja, beberapa hari lalu Faradila kembali ditegur tidak untuk menggunakan jilbab serta kembali diusir dari sekolah hingga pada akhirnya ia diultimatum tidak untuk menggunakan jilbab waktu bersekolah.
“Awalnya anak saya diusir pada hari Kamis. Saat itu ia segera disuruh pulang. Saya sendiri tahu saat disuruh jemput anak saya di depan toko, ”
Sang ayah, Iwan bersikeras bila sang anak sekalipun tidak bersalah mengingat Faradila bersekolah di sekolah negeri. Terlebih sang anak sendiri yang memiliki hasrat untuk mengenakan jilbab. Menurut Iwan kerudung tak mengganggu sistem belajar mengajar.
Berkaitan dengan pemberitaan ini akhirnya Kepala SD Negeri Entrop, Barsalina Hamadi memberi
Diskriminasi masihlah menghiasi di beberapa tempat di Indonesia, terlebih diskriminasi pada simbol simbol agama spesifik. Seorang siswi kelas 5 SD yang bernama Faradila ini mesti merasakan pahitnya diskriminasi cuma karena ia menggunakan jilbab. Dan ironisnya kejadian ini terjadi di satu SD negeri yang sama sekali bukan satu sekolah yang khusus untuk agama tertentu.
Diusir gara gara berjilbab
Faradila yaitu seorang siswi kelas 5 di SD Negeri Entrop. Pengusiran tersebut dilakukan oleh wali kelasnya yang bernama H. Sirait karena Faradila datang masuk kelas dengan memakai jilbab. Waktu itu Faradila lalu segera pulang kerumah.
Tidak hanya sampai disitu saja, beberapa hari lalu Faradila kembali ditegur tidak untuk menggunakan jilbab serta kembali diusir dari sekolah hingga pada akhirnya ia diultimatum tidak untuk menggunakan jilbab waktu bersekolah.
“Awalnya anak saya diusir pada hari Kamis. Saat itu ia segera disuruh pulang. Saya sendiri tahu saat disuruh jemput anak saya di depan toko, ”
Sang ayah, Iwan bersikeras bila sang anak sekalipun tidak bersalah mengingat Faradila bersekolah di sekolah negeri. Terlebih sang anak sendiri yang memiliki hasrat untuk mengenakan jilbab. Menurut Iwan kerudung tak mengganggu sistem belajar mengajar.
Berkaitan dengan pemberitaan ini akhirnya Kepala SD Negeri Entrop, Barsalina Hamadi memberi
komentarnya, ia membantah bila dianya disebut melakukan pengusiran.
“Saya tidak usir serta saya cuma sampaikan ke siswa kalau kami miliki ketentuan soal seragam di sekolah. Saya meminta tidak untuk berseragam yang lain. Namun bila mau seperti itu (berkerudung, Red) alangkah baiknya bila ia masuk di sekolah yang mengajarkan untuk berkerudung serta ada kajian agamanya, ”
Faradila akhirnya dikeluarkan
Setelah sebulan berita mengejutkan kembali datang, Faradila Widy Afini Lokahita seseorang siswi kelas V SD Negeri Entrop Jayapura, Papua akhirnya di keluarkan dari sekolahnya karena masalah ini.
Satu tanda tanya yang begitu besar nampak, kenapa di satu SD Negeri yang sama sekali tidak terkait dengan agama spesifik jadi menerapkan ketentuan seperti ini? Bukannya memberikan sanksi pada guru serta kepala sekolah yang mengusirnya, namun jadi malah keluarkan Faradila dari sekolah. Bahkan surat yang menyatakan bila Faradila di keluarkan dari sekolah diberikan segera oleh Kepala SD Negeri Entrop, Barsalina Hamadi, S. Pd pada Faradila.
Iwan yg tidak terima dengan sikap SD Negeri Entrop Jayapura ini lalu melaporkannya ke Komnas HAM. Pihak Komnas HAM lalu menindaklanjutinya dengan menjumpai segera sang kepala sekolah.
Tetapi warga yang menantikan akhir dari masalah ini ternyata harus kecewa lantaran nyatanya apa yang diperbuat oleh kepala sekolah ini dimaafkan Dinas Pendidikan Kota Jayapura.
Seperti inikah yang namanya toleransi antar umat beragama?
Seperti inikah muka pendidikan yang penuh diskriminasi di bumi papua?
“Saya tidak usir serta saya cuma sampaikan ke siswa kalau kami miliki ketentuan soal seragam di sekolah. Saya meminta tidak untuk berseragam yang lain. Namun bila mau seperti itu (berkerudung, Red) alangkah baiknya bila ia masuk di sekolah yang mengajarkan untuk berkerudung serta ada kajian agamanya, ”
Faradila akhirnya dikeluarkan
Setelah sebulan berita mengejutkan kembali datang, Faradila Widy Afini Lokahita seseorang siswi kelas V SD Negeri Entrop Jayapura, Papua akhirnya di keluarkan dari sekolahnya karena masalah ini.
Satu tanda tanya yang begitu besar nampak, kenapa di satu SD Negeri yang sama sekali tidak terkait dengan agama spesifik jadi menerapkan ketentuan seperti ini? Bukannya memberikan sanksi pada guru serta kepala sekolah yang mengusirnya, namun jadi malah keluarkan Faradila dari sekolah. Bahkan surat yang menyatakan bila Faradila di keluarkan dari sekolah diberikan segera oleh Kepala SD Negeri Entrop, Barsalina Hamadi, S. Pd pada Faradila.
Iwan yg tidak terima dengan sikap SD Negeri Entrop Jayapura ini lalu melaporkannya ke Komnas HAM. Pihak Komnas HAM lalu menindaklanjutinya dengan menjumpai segera sang kepala sekolah.
Tetapi warga yang menantikan akhir dari masalah ini ternyata harus kecewa lantaran nyatanya apa yang diperbuat oleh kepala sekolah ini dimaafkan Dinas Pendidikan Kota Jayapura.
Seperti inikah yang namanya toleransi antar umat beragama?
Seperti inikah muka pendidikan yang penuh diskriminasi di bumi papua?