Headlines News :
Home » » BPJS telat bayar iuran kesehatan siap terkena denda maksimal Rp.30 juta

BPJS telat bayar iuran kesehatan siap terkena denda maksimal Rp.30 juta

Written By jariliar on Friday, March 25, 2016 | 4:54 AM

Telat Bayar, BPJS Kesehatan Siapkan Denda Maksimal Rp30 Juta

Siti Nuraisyah Dewi, Arie Dwi Budiawati Sabtu, 19 Maret 2016, 18:32 WIB VIVA.co.id - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan akan membekukan sementara keanggotaan, apabila peserta telat membayar iuran. 

Tak hanya itu, BPJS Kesehatan juga menyiapkan denda maksimal puluhan juta rupiah bagi mereka yang telat membayar iuran. Denda ini berupa denda pelayanan sebesar 2,5 persen bagi mereka yang menerima manfaat rawat inap selama 45 hari usai reaktivasi keanggotaan.

Kepala Grup Komunikasi dan Hubungan Antar Lembaga BPJS Kesehatan, M. Ikhsan mengatakan, mereka akan menonaktifkan sementara keanggotaan peserta, apabila terlambat membayar iuran. Penonaktifan ini akan dilakukan pada bulan berikutnya.

"Peserta yang tidak membayar iuran BPJS Kesehatan, kepesertaannya akan distop pada tanggal 10 bulan berikutnya," kata Ikhsan di Jakarta, Sabtu, 19 Maret 2016.

Dia menjelaskan, keanggotaan peserta akan aktif apabila peserta membayar tunggakan iuran dan iuran bulan berjalan. 

Sekadar informasi, pengaktifan kembali (reaktivasi) keanggotaan tersebut tidak dikenakan denda. Namun, peserta bisa dikenakan denda pelayanan sebesar 2,5 persen dari setiap bulan tertunggak, apabila menerima manfaat BPJS Kesehatan usai melakukan reaktivasi dalam tempo 45 hari. 

Jumlah bulan yang tertunggak pun maksimal sebanyak 12 bulan. "Maksimal nominal dendanya itu Rp30 juta," kata dia.

Semisal, ada peserta yang usai melakukan reaktivasi keanggotan dan menggunakan manfaat rawat inap dari BPJS Kesehatan, akan dikenakan denda pelayanan sebesar 2,5 persen dari biaya pelayanan rawat inap.
 
"Jadi, biayanya itu 2,5 persen dikali bulan tertunda dikali total biaya pelayanannya," kata dia.

Adapun, dalam pasal 17 A ayat 4 Peraturan Presiden No. 19 Tahun 2016, disebutkan bahwa denda yang dikenakan untuk pelayanan rawat inap sebesar 2,5 persen dari pelayanan kesehatan untuk setiap bulan tertunggak.

Beleid baru ini pun menjadi sorotan publik akhir-akhir ini karena ada kenaikan iuran kepesertaan. Iuran jaminan kesehatan penerima bantuan iuran (PBI) jaminan kesehatan dan penduduk yang didaftarkan pemerintah, naik dari Rp19.225 per bulan menjadi Rp23 ribu per bulan.

Tak hanya itu, tercantum juga ada kenaikan iuran untuk peserta pekerja bukan penerima upah (PPBU) dan peserta bukan pekerja. Iuran kelas III naik dari Rp19.225 per bulan menjadi Rp30 ribu per bulan, kelas II naik dari Rp42.500 per bulan menjadi Rp51 ribu per bulan, dan kelas I naik dari Rp59.500 per bulan menjadi Rp80 ribu per bulan.

Tercantum juga, besaran iuran bagi peserta penerima upah (PPU) sebesar lima persen per bulan dari gaji yang diterima. Yang termasuk PPU adalah kalangan TNI dan Polri, pegawai negeri sipil (PNS), pejabat negara, pimpinan dan anggota DPRD, dan pegawai pemerintah non-PNS. 

Sementara itu, iuran PPU swasta sama dengan iuran sebelumnya, yakni lima persen per bulan, yang terdiri empat persen iuran dari pemberi kerja dan satu persen dari pekerja.

(mus)

© VIVA.co.id
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

INFO MOBIL TERBARU 2023 KLIK

KiosTOP

KiosTOP
VOUCHER FREE

Aplikasi TOP

Aplikasi TOP
Tips Trick

KiosTop

KiosTop
Online Shop

Cek Resi Pengiriman

BATU MULIA LANGKA

BATU MULIA LANGKA
Klik gambar : Mudah,Aman,Terpercaya

Ramalan Cuaca


counter

Iklan FB

Mau Jadi Admin ATM...???

Mau Jadi Admin ATM...???
Klik Gambar..Kereeen..
RAHASIA 100% GRATIS>>Salam Sukses

Translate

Wikipedia

Search results



Enter a long URL to make tiny:



 
Support : Promo Free | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. JARI LIAR - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Petualang Online
Proudly powered by Blogger